Chef Vindex Tengker

PREIKESTOLEN – Stavanger Norwegia

Daerah wajib dikunjungi bila berada di Rogaland – Norwegia.  Sebuah tempat diatas bukit bebatuan, terdapat beberapa spot asik untuk dinikmati. Dan yang menurut saya yang paling oke berada pada batu datar yang sangat luas, mirip mimbar, bertebing terjal dan dibawahnya lautan. Terkenal dengan pemandangannya yang spektakular. Memang ya si Norwegia ini terkenal dengan bebatuannya. Kalau Jakarta dikenal dengan gedung2 yang menjulang.. kalau di kota2 di Norwegia terkenal dengan bebatuannya yang menjulang. Haha.. Tebing besar berbentuk kapak ini memiliki ketinggian 604 km, berada diatas Lyseford. Seperti biasa bila kita ingin mendaki diperlukan fisik yang kuat. Perjalaanan menanjak memakan waktu kurang lebih 3 hingga 4 jam, bahkan bisa lebih bergantung pada kecepatan langkah mendaki. Tetapi waktu tempuh tersebut tidak terasa karena kita disuguhkan pemandangan alam yang luar biasa indahnya. Ditambah hutan yang masih natural, udara bersih segar, tidak ada tangan2 usil yang melukai keindahannya ataupun sampah yang dibuang sembarangan. Sepanjang perjalanan hanya saya temukan 2 coretan dari colour spray di permukaan batu, tetapi itu hanyalah tanda anak panah yang menunjukkan arah jalan. Kesadaran para pengunjungnya cukup tinggi. Tidak ada akses jalan mobil ke tempat ini, mobil hanya diperkenankan sampai di tempat parkir saja.  Satu lagi, siapkan makanan atau camilan, karena tidak ada penjual makanan baik dibawah sebelum, sepanjang hiking ataupun di puncak.  Yang ada hanya penjual ice cream atau beer dan sebangsanya. Dibawah ini adalah foto2 di Pulpit Rock / Preikestolen.

Lihat denah tsb, Preikestolen berada di puncak dengan tebing 90 derajat yang curam.

Hampir 50% jalanan bebatuan menanjak seperti ini, dimana kita harus jalan merangkak.

Bebatuan dan bebatuan lagi.

Jalanan batu yang masih natural.

Hanya ini jalan landai, berada diatas tanah yang becek, mirip seperti rawa. Oleh pemerintah setempat dibuatkan jalan dari kayu mirip jembatan kayu.

Bebatuan menanjak lagi dan lagi

Ini dia si batu mirip mimbar "Preikestolen"

Preikestolen, saya foto dari samping agar kelihatan tebing curamnya.

Saya berada di atas Preikestolen. Apa yang saya pikirkan saat itu?  Bahwa Dia sungguh Besar, Agung dan Mulia. Semakin sore angin bertiup semakin kencang, dan tidak ada pepohonan yang melindungi kita.  Bila ingin menuju ke pinggir tebing, diharuskan berjalan merayap / merangkak agar badan kita tidak diterbangkan angin begitu saja.  Sesampainya dipinggiran dan melihat ke bawah, perut mulai terasa tidak nyaman. Mau tidak mau kita menjadi semakin dekat dengan yang di Atas. Semakin memandang kebawah semakin hati mulai bergumul dengan perasaan akan kesombongan dan keangkuhan, yang sebenarnya kita ini tidak ada apa2nya dan bukan siapa2 yang selalu menerima berkat dan kasihNya..  Lalu tibalah saya pada perenungan batin dan penyesalan atas dosa2 selama ini yang telah saya lakukan. Uhuy.. perjalan batin seseorang memang seperti coca cola, bisa datang kapan saja dan dimana saja.. setuju?!

Garis putih melengkung adalah kapal laut. Oh ya untuk mencapai Preikestsolen bisa dikombinaksikan dengan paket tour melintasi Lysefjord lalu berakhir dengan bus hingga di parkiran Preikestolen. Atau bisa langsung ke sini.

Cara saya menyenangkan diri setelah hiking, ice cream time.  Ice cream ini bisa dibeli di parkiran. Perlu diperhatikan bahwa tidak ada penjual makanan disepanjang perjalanan hike ataupun dipuncak. Hanya Ice cream, beer dan sebangsanya yang tersedia di area parkir.  Bila membawa caravan, disediakan tempat istirahat tepat disebelah tempat parkir umum dan bus. Semoga suatu saat saya diberikan kesempatan untuk kembali napak tilas kesini bersama istri dan anak2 saya.. amin _____

SUP BRENEBON Buntut Sapi dan pangsit goreng

Resep ini pernah saya gunakan pada acara Jakarta Culinary Festival bulan November kemarin. Kebetulan saya mendapatkan mandat untuk menyajikannya pada acara pembukaan di hotel berbintang di Grand Indonesia. Tampilan sedikit saya rubah agar berbeda, yaitu pada kuah dan kacang brenebon blender. Dan saya gunakanan buntut sapi.  Buntut boleh diganti dengan iga atau sengkel bila suka. Bahan: 1½ L air 400 gram kacang merah brenebon, rendam 3 jam 600 gram buntut sapi 4 buah cengkeh ½ sendok teh pala bubuk (gunakan pala segar lalu parut untuk hasil yang enak) 1 sendok makan garam 1 sendok teh lada 1 sendok teh gula 2 batang daun bawang pre, iris 2 tangkai seledri, cincang kasar Bumbu, haluskan: 6 butir bawang merah 3 siung bawang putih 2 sendok makan margarin untuk menumis Langkah-langkah: Rebus buntut sapi dan kacang merah. Bila sudah mendidih kecilkan apinya.  Masak hingga buntut lunak. Tumis bumbu halus dengan margarin hingga harum.  Tambahkan cengkih dan pala.  Koreksi rasa dengan menambahkan garam, merica dan gula.  Masukkan ke dalam kuah buntut. Masukkan daun bawang dan seledri.  Angkat. Blender hingga halus.  ISIAN WONTON Bahan: 500 gram daging ayam cincang 100 gram daun bawang, iris halus 1 siung bawang putih, cincang 3 sendok teh minyak wijen 50 gram jahe, cincang halus 1 sendok makan kecap kikoman Kulit pangsit 20 lembar Langkah-langkah: Campur semua bahan kecuali kulit pangsit.  Ambil 1 lembar kulit lalu letakkan 1 sendok adonan ke atasnya.  Oleh dengan air pada tepiannya. Lipat-lipat sedikit pada bagian pinggirnya. Didihkan air, rebus wonton sebentar lalu goreng dengan menggunakan minyak sedikit (pan fried), hanya agar ada sedikit tanda gosong dibagian bawah wonton. _____